Scam atau penipuan sesungguhnya bukan barang baru, sebab tindak kriminal ini sudah berlangsung sedari dulu. Kini, teknologi digital sekadar memungkinkan praktik jahanam ini tampil dengan beragam modus mutakhirnya dalam rupa online scam. Bangku Belakang edisi kali ini menyajikan berbagai kisah orang-orang yang harus menghadapi online scam. Mulai dari mereka yang nyaris terperangkap dalam jebakan online scam, korban yang identitasnya dicuri dan disalahgunakan sebagai bahan penipuan online, hingga penyesalan para korban yang telah termakan bujuk rayu si tukang tipu.

Apa artinya ketika netizen berbondong-bondong meng-cancel seorang tokoh yang menyimpang di internet? Apakah kita melakukannya untuk sebuah misi mulia ataukah memuaskan nafsu mengeroyok belaka? Bangku Belakang edisi ini menyajikan sejumlah sudut pandang yang menarik terkait ini. Tak lupa, ada sudut pandang tokoh korban cancelling yang diikuti cerita penulis yang sempat memboikotnya. Selamat membaca!

“Ih, kenapa sih sampe sebegitu bucinnya sama dia? Gak bakal bisa ketemu juga sama orangnya!” begitu kata Bang Hater terhadap temannya yang pakai profpic idol. Tapi Bang Hater tak tahu bahwa ngebucin idol merupakan fenomena yang kompleks. Hal ini sudah membantu banyak orang menghilangkan kehampaan, menjaga kesehatan jiwa, menemukan jati diri, pun memotivasi berprestasi. Dalam Bangku Belakang kali ini, kami mengangkat perjalanan menyentuh dan tulus para fans mencintai para idola dan mengekspresikannya di media sosial.

Bangbel kali ini mengundang pembaca untuk mengirimkan apa yang menjadi guilty pleasure mereka. Hasilnya? Being normal is overrated. Setiap orang memiliki kegemaran yang takut mereka akui ke orang lain dan internet menyediakan ceruk-ceruk aman buat mereka mengeksplorasinya. Baca pengalaman dan perasaan unik mereka di Bangbel 28, siapa tahu kalian jadi merasa tidak sendirian.