Nama rubrik ini diilhami oleh Majalah Pantau yang diterbitkan ISAI pada 1999-2003. Bermula dari pemantauan atas pemberitaan televisi dalam Pemilu pertama selepas tumbangnya Orde Baru, majalah ini dimantapkan jadi majalah jurnalisme yang memantau praktik jurnalisme media. Dalam semangat yang sama—meski dengan metode yang berbeda—rubrik ini kami hadirkan untuk membedah secara renyah bagaimana media membicarakan isu publik.
Televisi terbukti menghilangkan suara kritis terhadap produk legislasi paling bermasalah kita.
Okezone menerapkan teknik layaknya penulisan naskah novel dan film horor dalam menulis berita daring.
Laporan SAFEnet menyebutkan dalam tiga tahun terakhir serangan digital terhadap wartawan terus meningkat. Inilah model baru ancaman terhadap wartawan. Siapkah wartawan menghadapi tantangan baru yang mengancam independensi pers dan keselamatan diri mereka?
Berita pemerkosaan di media kerap dibayangi oleh mitos: pemerkosaan sering kali digambarkan sebagai peristiwa tunggal dan tidak berhubungan dengan ketimpangan relasi gender. Mampukah media dalam liputan ini keluar dari mitos tersebut?
Kami membuat riset kecil untuk menjawabnya, dan menemukan sejumlah praktik bermasalah yang dilakukan secara berjamaah.
Cerita tentang Anarko muncul dan menguap setahun sekali. Media setia memberikan panggung bagi cerita ini.