Teknologi digital merupakan salah satu faktor kekacauan informasi di Indonesia. Mengapa ini terjadi dan bagaimana kita bisa menanggulanginya?
Ketika media sosial menjadi salah satu medan polarisasi politik, jurnalis pun ikut terseret di dalamnya. Apakah mengekspresikan pandangan politik di media sosial bisa dibenarkan bagi jurnalis?
Media digital tentu menghadirkan tantangan yang berbeda dari media konvensional. Namun, itu tidak berarti bahwa kualitas harus selalu jadi korban.
Sejak satu dekade terakhir media telah mulai menggunakan AI (Artificial Intelligence) untuk menulis berita. Apakah “kecerdasan buatan” merupakan pertanda akhir dari peran manusia sebagai pewarta berita?
Dalam transisi ke dunia digital, industri pers berfokus mendorong kuantitas konten dengan logika viral. Apa ongkos yang perlu dibayar dengan strategi ini?
Jurnalisme dalam era digital menghadapi banyak tantangan baru. Rezim Facebook dan Twitter adalah salah satunya.
Beredarnya sebuah video seks belakangan marak diperbincangkan dalam media sosial. Media daring berlomba mengutip remah klik dengan pemberitan sonder etika.
Perkembangan teknologi memungkinkan lahirnya praktik baru bermedia. Media Tanpa Rumah adalah salah satunya.
Bagaimanakah media baru mengubah pola partisipasi politik warga? Sebuah ulasan atas buku The Logic of Connective Action (2013) karya Alexandra Segerberg dan Lance Bennet
Teknologi digital membawa kemudahan akses informasi dan sosialisasi nilai bagi remaja. Perubahan pola sosialisasi ini kerap muncul sebagai ancaman bagi generasi yang tak pernah mengalaminya.
Selain gandrung dengan teknologi digital, banyak dari generasi milenial Indonesia juga merupakan penutur multilingual. Bagaimanakah pola penggunaan bahasa di sosial media?
Ketika aksi menolak pabrik semen di Kendeng kembali dilancarkan di Istana, Presiden Joko Widodo menyiarkan kelahiran anak kambing peliharaan di kanal vlog pribadinya. Apa yang dihilangkan oleh politik tontonan?