Meliput cerita dari dua sisi tak berarti lebih akurat. Ia justru menyimpan bahaya-bahaya.
Jurnalisme yang berasaskan Islam bukan barang baru di tanah air. Apa saja prinsip-prinsipnya? Sebuah Tanggapan untuk Muhamad Heychael.
Apakah kolaborasi antara warga dengan media korporasi bisa menjawab kebutuhan atas informasi? Media komunitas barangkali layak dipertimbangkan.
Media menghadirkan dua citra bertentangan tentang pengemudi Gojek: sejahtera sekaligus merana. Mengapa citra yang hadir ini begitu kontradiktif?
Ada 702 konflik agraria terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2015. Posisi warga seperti kelompok petani kerap lemah dalam konflik tersebut. Adakah peran media?
Maraknya berita negatif terhadap korban penggusuran di media menandai adanya bias kelas yang dimiliki wartawan. Banyak wartawan berbagi keyakinan yang sama dengan kelas menengah dalam hal penggusuran sebagai pemanusian warga miskin kota.
Demi membuat percaya pembaca, situs-situs penyebar kebencian mengemas omong kosong seolah karya jurnalistik. Dengan cara apa mereka melakukannya?
Maukah media-media yang dulu ikut mempopulerkan Dwi Hartanto mengakui kesalahan dan meminta maaf?
Melalui berbagai pemberitaannya, media-media di bawah grup MNC menolak proses uji publik perpanjangan izin siar televisi swasta yang sedang dilakukan KPI.
Perkembangan teknologi melahirkan jagoan baru: jurnalisme daring. Di balik kemudahan akses yang ditawarkan, ia masih menyimpan masalah serius.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, arus informasi makin deras. Publik mesti cerdik memilah informasi untuk dicerap.
Pemberitaan media Jakarta tentang kasus-kasus kekerasan di Papua masih simpang siur. Pemerintah dan militer punya andil dalam pengaburan informasi.