Demi membuat percaya pembaca, situs-situs penyebar kebencian mengemas omong kosong seolah karya jurnalistik. Dengan cara apa mereka melakukannya?
Meski kekerasan Mei 1998 sudah lewat 19 tahun lalu, kebencian dan diskriminasi rasial masih digdaya di media Indonesia.
Di tengah merebaknya media Islam dengan pandangan tidak toleran, bagaimanakah tanggapan muslim moderat?