Belanja online adalah candu, tapi juga bisa berubah jadi “racun” dalam kadar tertentu. Maksudnya, itu tak hanya menghadirkan pengalaman menyenangkan, seperti kelonggaran memilih pelbagai barang dengan ongkos miring dan kemudahan transaksi. Namun, bisa melahirkan kecemasan, gangguan kantong kering (kanker), lupa diri, dan lupa waktu. Bangku Belakang edisi kali ini merangkum suka duka itu.
Belanja online ternyata tak sesederhana yang saya duga. Jika di toko offline saya biasanya menyambangi toko hingga 6 jam sebelum memutuskan untuk membeli, ternyata saat pindah daring, saya bisa melihat-lihat hingga ratusan toko sekaligus.
Ruwetnya Kecanduan Belanja Online - Pilar T. W.Kalau ada cara sulit berbelanja, kenapa harus dipermudah. Sebuah tips terhindar dari godaan kalap belanja online.
Jurus Anti-Khilaf Belanja Online - Saqib Fardan AhmadaMengaku dari toko online dan menelepon dengan nada meyakinkan, nyaris saja saya tertipu.
Tipu-tipu Cashback - Missanur RefasesaDemi kupon diskon, saya begadang, membuat lima akun dalam satu waktu, dan me-refresh aplikasi setiap menit di ruang kelas.
Pemuja Kupon Diskon - N. Natasya Putri